Saturday 11 June 2011

Mistery di Balik Pintu Tua

Misteri Dibalik Pintu Tua

kegirangan karena nama dan Pengumuman lulus di SMA Nusa Bakti sudah di tempel di mading. Hampir seluruh siswa kelas 3 bersorak kegirangan karena nama dan nomor ujian mereka tercantum di papan mading sebagai orang yang lulus. Termasuk 5 orang sahabat yang sudah menjalin hubungan persahabatan sejak kelas 1 SMP. Mereka adalah ayu,fedi,hilman,cahaya,dan rinjani.

“Yeee… bentar lagi kita bakalan nyopot seragam…”seru fedi girang

“Akhirnya gue bisa jadi anak kuliahan…”timpal cahaya

“SMA-ku yang tercinta,akhirnya tiba saatnya untuk kita berpisah. selamat tinggal…ku akan melanjutkan masa depanku.”ucap hilman sok puitis

“Huuu…lagak loe,man…udah kayak puitis aja…” ucap rinjani

Ayu yang dari tadi hanya diam sambil makan snack terlihat tenang.

Rinjani memandang ayu heran,”Kok loe diam aja sih,yu? Biasanya kan elo yang paling ribut…

Spontan anak-anak yang lain memandang ayu

Ayu menelan makananya,”kata nyokap gue,kalau mulut lagi ada isinya di larang ngomong…”

Yang lain bengong mendengar ucapan ayu

“Loe sakit,yu?” tanya cahaya heran.

Ayu cengengesan,”Just kidding…”

“Aaah..”fedi menjitak kepala ayu.

“Aaw!!” Ayu menggosok kepalanya.

“Eh…eh… kita kan ada waktu kosong dua minggu sebelum pendaftaran ke universitas,gimana kalau kita liburan bareng?” usul rinjani.

“Setuju!!” seru ayu

Hilman yang berdiri di sebelah ayu langsung menutup telinga,”Woy!!nggak usah teriak kenapa sih?”

“Sorry,sorry…”ucap ayu cengengesan

“Tapi ide loe bagus tuh,rin…” ucap cahaya

“Gue juga mau tuh,kan Cuma sekali seumur hidup kita lulus SMA…” ucap fedi

“Emangnya kita mau liburan kemana?” tanya hilman

“Gimana kalo nginep di rumah kakek sama nenek gue?” tanya rinjani

“Hah? Ke rumah nenek sama kakek loe?” ulang ayu

“Iya…”ucap rinjani

“Nggak salah rin?” tanya fedi

“Bukannya kita nggak menghargai loe,rin…tapi kenapa ke rumah nenek and kakek loe?” tanya hilman

Rinjani tersenyum,”gue udah duga kalian akan ngomong itu…”

“Trus??” cahaya memandang rinjani heran

“Jangan salah,rumah nenek sama kakek gue itu beda dari rumah orang-orang yang biasa.” Ucap rinjani

“Maksudnya?” tanya ayu

“Gini lho temen-temenku tersayang…nenek sama kakek gue itu tinggal dirumah bekas nenek buyut gue…” jawab rinjani

“Duh…ngomong yang jelas kenapa sih? Gue bingung nih…”protes hilman.

“Ich…masa nggak ada yang inget sih? Nenek buyut gue itu kan orang belanda dan rumah yang ditempatin sama nenek gue sekarang rumah peninggalan belanda yang asli,belum ada di campur tangan lagi…”jelas rinjani

“Rumah peninggalan belanda? Wah…asik tuh…”ucap cahaya

“kalo itu gue setuju…” ucap ayu

“Rin,emangnya nenek sama kakek loe nggak keberatan kita nginep disana?” tanya hilman

“Tenang aja…justru mereka yang nyuruh gue liburan bareng teman-teman gue ke rumah mereka. Couse,mereka harus pergi ke luar kota gitu…jadi rumah mereka kosong?” tanya rinjani

“Oke tuch… kapan berangkat?” tanya fedi

* * *

Dua hari kemudian. 5 anak muda itu berangkat ke rumah nenek dan kakek rinjani dengan mobil hilman. Mereka berangkat dari rumah rinjani pukul 7. Hilman dan fedi duduk di kursi depan. Ayu,Rinjani,dan Cahaya duduk di kursi belakang.

“Loe tau kan daerah cikarang?” tanya rinjani pada hilman yang sedang mengemudi mobil.

“Tau,kenapa rin?” tanya hilman

“Berarti loe nggak perlu petunjuk gue untuk sampai ke cikarang…” ucap rinjani

“Iya,tapi gue nggak bisa nemuin rumah nenek loe…” ucap hilman

“Gue tau…nanti kalau udah nyampe cikarang,kasih tau gue aja…” ucap rinjani

“oke deh…”ucap hilman.

“Guys…gue punya tebak-tebakan nih…”seru ayu.

“Apa?” Tanya fedi

“Kalau yang aneh-aneh,awas loe!” ancam hilman

“Iya…nih …” ayu berdehem,”benda apa nih,kalau malam ada di teras rumah,kalau siang ada dikamar mandi?”

“Hah? Apaan ya?” ucap cahaya bingung

“Baju habis di cuci…”jawab fedi sembarangan.

“Salah!!” seru ayu

“Sepatu…” jawab rinjani

“You wrong!!” ayu berlagak seperti hakim

“Ikan…” tebak cahaya

“Ikan bukan benda ya!!” protes rinjani

“Oh,iya ya…”cahaya manggut-manggut sendiri

“Apaan sih jawabannya?” tanya hilman penasaran

“Jawabannya adalah…JRENG!JRENG!!JRENG!! kompor!” ucap ayu pede

“Hah??” seru ke-4 anak-anak lain

“Yu,please deh…kompor itu dimana-mana letaknya di dapur…”protes fedi

“Ich…suka-suka gue dong.kompor kan kompor gue,jadi terserah gue mau tarok dimana…” ucap ayu cuek

“Huuu!! Sorak hilman

Ayu cengengesan

“Gue juga punya tebak-tebakan. Siapa penyanyi yang paling di tunggu di bulan puasa?” tanya fedi bersemangat

“Ungu! Kan mereka sering ngeluarin album religi gitu kalo lagi bulan puasa…” tebak cahaya yakin

“Salah!!” sergah fedi

“Gigi…” tebak rinjani

“Salah juga!” sergah fedi lagi

“Vagetos!!” tebak hilman

“Salah juga! Duh… gimana sich? Kok nggak pada tau?”keluh fedi

“Trus jawabannya apaan dong?” tanya ayu

“Afgan magrib,haha…”fedi langsung cekikikan

Hilman,cahaya,dan ayu ikut cekikikan

“Itu adzan,bukan afgan!” protes rinjani sambil cekikikan

Satu jam kemudian. Kelima anak muda itu telah sampai di rumah nenek dan kakeknya rinjani dengan selamat. Rumah kakek dan nenek rinjani sangat khas ala rumah-rumah orang belanda yang dulu tinggal di indonesia pada zaman penjajahan.

Begitu turun dari mobil fedi,ayu,hilman,dan cahaya langsung takjub melihat rumah tua yang masih terawat itu.

“Wuiih…keren banget nih rumah…” seru fedi

“Keren…”seru cahaya

“Ich…serem…”ucap ayu

“Ini rumah nenek sama kakek loe,rin?” tanya hilman tak yakin

“Iya…inikan rumah peninggalan belanda. Rumahnya besar trus panjang ke dalam,di dalam ada 25 kamar dan ada penjara bawah tanah gitu…”jelas rinjani

“Ya udah,langsung masuk aja…” ucap fedi

“Yuk…”rinjani jalan duluan menuju pintu depan yang lain mengikuti sambil membawa barang bawaan masing-masing.

Tok! Tok! Tok!

Rinjani mengetuk pintu perlahan. Tak lama kemudian sorang cewek cantik membuka pintu,kulit cewek itu sangat putih,hal itu menandakan bahwa dia bukan orang indonesia.

Rinjani memandang cewek itu heran,”Mmm…loe siapa ya?”

Cewek itu tersenyum,”Nama saya regina,saya di minta sama kakek reymon dan nenek sita untuk menjaga dan mengurus rumahnya selama mereka pergi dan kamu pasti rinjani kan?”

“Iya,kok tau?” tanya rinjani heran

“Mereka juga udah pesen kalau ada cucu mereka yang bernama rinjani akan datang bersama teman-temannya.” Jawab regina.

“Oh…”rinjani tersenyum

Fedi menyikut pinggang rinjani.

“Oh,iya…kenali,ini teman-teman gue…”ucap rinjani

Fedi segera mengulurkan tangannya,”Nama gue fedrian hafiz,cukup panggil fedi ajah…”

“Regina” jawab regina

Hilman segera mendahului cahaya yang ingin berkenalan dengan regina,”Nama gue hilman…”

Regina hanya tersenyum

Cahaya dan ayu bergantian berkenalan dengan regina.

“Ya udah,silahkan masuk…” ucap regina setelah selesai berkenalan.

Kelima anak muda itu masuk. Mereka langsung memilih kamar,mereka memilih kamar sendiri-sendiri. Malamnya,kelima anak muda itu duduk di ruang keluarga sambil makan cemilan.

“Besok kita ngapain ya?”tanya cahaya sambil mencomot keripik kentang

“Gimana kita jalan-jalan?”usul fedi

“Boleh juga…”ucap rinjani

Regina muncul sambil membawa nampan berisi 5 gelas the hangat dan meletakkannya dimeja.”Silahkan minumnya…”

“Wah…regina…makasih ya…”ucap hilman sok basa-basi.

Regina tersenyum lalu berbalik

“Eh…regi,loe mau kemana?” tanya rinjani

Regina berbalik lagi,”Saya mau kekamar lagi…”

“Ngapain kekamar,mending loe gabung deh sama kita…” usul fedi

“Gabung? Apa nggak ngenganggu?” tanya regina

“Ya nggak lah,malah kalau lebih rame lebih asik…” ucap ayu

“Bener nih?” tanya regina lagi

“Iya,dari pada loe bengong sendirian di kamar?” ucap cahaya

Hilman menggeser duduknya,”Duduk yuk…” ucap hilman

Regina duduk di sebelah hilman

“Eh…besok pagi jogging yuk… ajak aja regina sekalian,dia kan orang paling tau daerah sini…”usul rinjani

Iya,iya…gue setuju tuh…”ucap cahaya

“Eh,eh…jangan asal ngomong dong,tanya dulu sama orangnya,mau apa nggak?” ucap fedi

“Loe mau nggak reg,kita ajak jogging?” tanya ayu

“Mmm…boleh…”jawab regina

“Ya udah,besok jam 7 kita langsung jogging keliling daerah ini…” ucap hilman

* * *

Sekitar jam 7 pagi,kelima sahabat dan regina jogging mengelilingi daerah perumahan,saat melewati sebuah rumah warga,mereka bertemu dengan seorang ibu yang sedang menyapu halaman.

Cahaya tersenyum pada ibu itu,ibu itu balas tersenyum. Rinjani berhenti.

“Guys!istirahat dulu yuk,gue capek nih…” ucap rinjani

Yang lainnya berhenti dan memandang ke arah rinjani.

“Duh,rin…baru bentar lari,udah capek…” ucap fedi

“Bentar aja…”ucap rinjani lalu duduk di pinggir jalan.

“Ya udah,deh…kita istirahat aja dulu…”cahaya ikut duduk di samping rinjani

Akhirnya para anak muda itu duduk di pinggir jalan untuk melepas lelah.

“Dari kota ya mbak?” tanya ibu itu pada rinjani

“Iya,bu…” jawab rinjani

“Kalau lagi disini harus hati-hati ya,mbak…soalnya banyak peraturan disini…”ucap ibu itu

“Peraturan? Peraturan apa,bu?” tanya cahaya

“Daerah sini kan dekat hutan,jadi banyak penunggunya…jangan mudah percaya begitu aja sama orang yang nggak di kenal,karena belum tentu orang itu manusia…”ucap ibu itu

“Hah? Bukan manusia? Berarti…hyyy!!!” cahaya langsung merapat ke rinjani

“Maksud ibu bukan manusia itu apa? Hantu gitu?”tanya hilman

“Bisa di bilang gitu,tapi ada juga yang bukan hantu,siluman…” ucap ibu itu lagi.

Keenam anak muda itu bergidik,setelah itu mereka langsung pamit pulang.

“Maksud ibu tadi apa ya?” tanya ayu sambil duduk di teras rumah.

“Udah lah,yu…nggak usah di pikirin ibu itu Cuma mau nyuruh kita nggak berbuat macem-macem…” ucap hilman

“Emang yang ibu tadi bilang bener,reg?” tanya rinjani pada regina

“Itu Cuma kepercayaan orang dulu kok …terserah aja kalau kalian mau percaya atau nggak…” jawab regina

“Tuh kan…makanya,nggak usah dipikirin…mending kita pikirin apa yang mau kita lakuin hari ini…”ucap fedi

“Tapi kalau yang ibu itu bilang bener gimana?” tanya cahaya

“Udah,ah! Masuk yuk,gue mau mandi nich…badan gue udah lengket…”ucap rinjani

“Yuk,deh…” ucap ayu

* * *

Sorenya,rinjani berkeliling untuk melihat-lihat rumah.saat dia melewati sebuah kamar,dia penasaran dengan kamar itu.

“Apa isinya ya?” tanya rinjani pada dirinya sendiri

Rinjani membuka pintu,tapi pintu itu terkunci.

“Yach…di kunci lagi…kenapa ya,gue penasaran banget sama kamar ini? Padahal kamar yang lain nggak…” gumam rinjani. Dia mencoba lagi,tapi tetap tidak bisa dibuka

“Rinjani,kamu ngapain?” tanya seorang dibelakang rinjani

Rinjani kaget dan berbalik,”Ya ampun!! Regina,loe bikin kaget gue aja…”ucap rinjani sambil mengelus dada

Regina tersenyum,”Maaf…kamu lagi ngapaian sih?”

“Gue Cuma mau tau aja apa isi kamar ini…tapi ternyata di kunci…”jelas rinjani

“Kamar ini udah lama nggak pernah dibuka. Selama nenek sama kakek kamu tinggal disini,kamar ini nggak pernah dibuka…” ucap regina

Rinjani mengerutkan keningnya,”Emang kenapa?”

“Saya juga nggak tau…” regina mengeleng-gelengkan kepalanya.

“Mmm…ya udah,deh…gue ke tempat anak-anak dulu ya…”rinjani pergi dari tempat itu.

Ternyata ke-4 sahabat rinjani sedang berkumpul di ruang tengah sambil cekikikan nggak jelas,rinjani duduk di antara fedi dan ayu.

“Loe dari mana,rin?” tanya cahaya yang duduk disebelah fedi.

“Dari belakang,gue abis menjelajahi rumah ini…” jawab rinjani

“Ich…curang loe! Kok nggak ngajak-ngajak gue sih?” tanya cahaya sebel

“Hah? Emang loe siapa?” ucap rinjani bercanda.

Cahaya langsung cemberut.

“Uuh…bibir cahaya langsung monyong…”ledek hilman.

Yang lain spontan langsung tertawa,termasuk cahaya.

“Guys…” panggil rinjani yang langsung jadi pusat perhatian.

“Tadi gue ngeliat-liat kamar,trus ada satu kamar yang menarik perhatian gue… pas gue buka,pintunya dikunci. Regina bilang pintu itu emang nggak pernah di buka sejak nenek sama kakek gue tinggal disini…” cerita rinjani.

“Trus?” tanya cahaya

“Gue penasaran banget sama tuh kamar,soalnya Cuma kamar itu yang di kunci. 24 kamar lainnya nggak…”jawab rinjani

“Tunggu,dulu…”seru fedi

Semuanya memandang fedi heran

“Kenapa,fed?” tanya hilman

“Kalian curiga nggak,sih? Kok regina bisa tau tentang kamar itu? Dia kan Cuma di minta tolongin sama nenek,kakek loe,rin…” ucap fedi yakin

Hilman,cahaya,ayu dan rinjani berpandangan. Lalu memandang fedi serius

“Gue bukannya mau nuduh atau apa,tapi kayaknya si regina lebih tau dari pada loe rin… buktinya,loe yang cucu dari nenek sama kakek loe aja nggak tau tentang kamar itu. Sedangkan dia…” jelas fedi

“Mmm…mungkin aja kan,sebelum pergi nenek sama kakek gue cerita dulu sama dia…”ucap rinjani mencoba berpikiran positif.

“Iya,mungkin aja nenek sama kakek rinjani nggak mau ada yang masuk kesitu,jadi mereka ceritain ke regina…” tambah ayu

“Lho…emangnya dia siapa?” fedi menatap teman-temannya bergantian.

“Duh…nggak baik berpikiran negatif sama orang…” ucap hilman

“Mendingan kita bahas kamar yang aneh itu…” usul cahaya.

“Betul,ya…” ucap rinjani

“Ya udah,deh… trus,gimana dengan kamar itu?” tanya fedi

“Gue bener-bener penasaran sama kamar itu,gimana kalau nanti malam kita buka paksa pintunya?” usul ayu

“Setuju,setuju…” ucap hilman

“Woy!! Jangan sembarangan dong,tanya dulu sama cucu pemilik rumahnya…” seru cahaya.

“Iya,nich…gimana,rin?” tanya fedi

Rinjani memandang teman-temannya bergantian,”Mmm…gimana ya? Gue emang penasaran banget sama tuh kamar ,tapi…” rinjani menggaruk kepala,” Ya udah,deh…dari pada entar gue mati penasarankan…”

“bagus…”hilman mengacungkan jempol

* * *

Malamnya. Kelima anak muda itu mengendap-endap menuju kamar yang di kunci itu,mereka hanya membawa dua buah senter yang di pegang rinjani dan hilman sama kuku kambing yang di pegang fedi. Mereka berkumpul di depan pintu kamar itu.

“Wuuihh!! Tua banget nih pintu…”bisik hilman sambil memegang kayu pintu yang mulai keropos.

“Ya iyalah,rumah ini kan umurnya sudah ratusan tahun…” ucap rinjani pelan.

“Huss! Jangan ribut! Mending kita langsung buka kamar ini…”bisik fedi

Fedi mencoba memutar gagang pintu,tapi tidak bisa. Akhirnya dia mencongkel pintu itu dengan kuku kambing.

KRREEK!!!!

Pintu itu terbuka.

“Yuk masuk…”fedi mendorong pintu kamar dan masuk. Teman-temannya menyusul

Kamar itu gelap. Penerangan mereka hanya dari dua buah senter.

“Kalian ngapain?” tanya regina dari ambang pintu

Kelima sahabat itu kaget

“Ya ampun,reg… loe ngagetin kita ajah…” ucap cahaya

“Jangan masuk kesini!!” seru regina

Ayu dan hilman langsung keluar. Cahaya mengikutinya dengan malas,begitu juga dengan rinjani. Tapi fedi masih didalam.

“Emangnya kenapa sih,re? kok loe ngelarang kita masuk?” tanya rinjani

“Bukan,saya hanya tidak mau kalian dimarahi sama kakek dan nenek…”ucap regina

“BOHONG!!” seru fedi sambil keluar dari kamar tadi

Perhatian tertuju pada fedi

“Kenapa fed?” tanya ayu

Fedi mendorong teman-temannya agar menjauh dari regina.”Baca nih!!” fedi memberikan sebuah koran lama yang usang pada rinjani dan menatap regina tajam.

Rinjani dan teman-temannya terkejut melihat foto regina terpajang di halaman depannya. Rinjani agak susah membaca koran itu karena ejaannya masih ejaan lama.”Regina moor archeveen,anak seorang petinggi belanda yang meninggal setelah di perkosa dan disiksa oleh para prajurit belanda sendiri.”Rinjani dan semua orang yang ada disitu kecuali fedi terkejut.

“Hah!! Loe hantu,re?” cahaya langsung merapat ke ayu dan hilman

Ayu dan hilman hanya bengong tak percaya.

“Ini koran tahun 1908…”ucap rinjani bergetar.

“Gue udah mulai curiga sama loe sejak kita ketemu ibu-ibu yang sedang nyapu halaman itu… yang dia maksud bukan manusia itu loe kan? Dan loe ada disini karena ini rumah loe dulu!! Pantes loe tau tentang semua rumah ini,sebenarnya apa sih mau loe?! Mau bunuh kita semua?!!” ucap fedi sinis

“Fedi!! Ich… kok ngomong itu sih?!” protes cahaya yang takut.

Air mata regina menetes,”saya hanya ingin bertemu dengan keturunan terakhir keluarga saya tepat di tahun ke 100,saya meninggal untuk mengungkap semua rahasia yang ada dibalik pintu yang selalu terkunci itu…”

“Keturunan terakhir? Maksud loe gue?” rinjani menunjuk dirinya

“Iya…selama 100 tahun setelah saya meinggal,tidak ada yang mengingat atau mengunjungi makam saya. Secara perlahan-lahan saya di lupakan dari silsilah keluarga. Setelah 100 tahun saya menunggu,akhirnya saya bisa bertemu langsung dengan keturunan terakhir dari keluarga saya.” Jelas regina

“Tapi apa yang harus gue lakuin?” tanya rinjani

Regina menarik nafas panjang.”kamar ini dulunya kamar saya…semua barang-barang saya ada disana…saya hanya ingin selalu di ingat…”

“Reg…gue akan berusaha membuat keluarga kita kenal dan inget sama loe…sekarang loe bisa tenang…” ucap rinjani

Regina tersenyum,”Terima kasih rinjani…”

Rinjani tersenyum juga

Cahaya puth yang menyilaukan muncul dan hilang dalam beberapa detik.

The End